Senin, Agustus 17, 2015

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA 70 JAYA LAH INDONESIAKU...!!!! (NASIONAL .IS . ME)

      Sesuai dengan hari ini hari peringatan kemerdekaan kita, dan  judul yang saya tulis, tulisan kali ini saya akan membahas tentang Nasionalisme original dari saya pribadi.dalam tulisan kali ini saya lebih menceritakan tentang latar belakang kehidupan saya dan keluarga saya. Dan ini adalah tulisan pertama saya yang saya ketik sendiri jadi maaf kalau berantakan.

     Sebenarnya kalau ngomongin Nasionalisme sepertinya semangat atau rasa Nasionalisme ini sudah mendarah-daging dalam kehidupan saya, kalau orang jawa(jogja) bilang wes ngasi ngethel (sudah Mengerak).
     Saya lahir dan di besarkan dalam keluarga yang sangatlah menjunjung tinggi rasa Nasionalisme,

    Saya akan mulai menceritakan dari kakek saya dari pihak ibu saya, beliau adalah seorang tokoh masyarakat yang cukup di hormati di kampungku dan beliau mempunyai rasa Nasionalisme yang tinggi, Kenapa saya katakan seperti itu karena menurut cerita dari ibu saya beliau dulu pernah menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia, dan memang benar karna saya pernah memperhatikan sepeda jengki (onthel) yang sampai saat ini pakai untuk kesana kemari, pada bagian slebor (penutup roda) belakang terdapat cap logo kepolisian Republik Indonesia, tidak mungkin orang sipil mendapat kan sepeda dengan logo tersebut. Selain itu beliau memasang photo legendaris
(foto Bung Karno ) dengan ukuran yang cukup besar diatas pintu masuk rumah nya. Pernah ku perhatikan di perut samping kanan ada 2 bekas luka menggaris  sepanjang sekitar 10 cm dan bahu tangan kiri nya sudah patah pada persendian-nya, ketika saya tanya apa yang terjadi dengannya sehingga mendapat luka seperti itu, beliau hanya menjawab "tilas perang lawan londo mbiyen" (bekas perang melawan Belanda jaman dulu) WOW...!! ini membuat saya sangat kagum dengan kakek saya ini. Bahkan sampai sekarang kakek saya ini masih saya kagumi . Lalu rasa Nasionalisme itu di wujudkan nya dengan keaktifan nya dalam kegiatan gotong royong di kampung kami. Beliau juga tergabung dalam Paguyuan Karawitan dan Wayang Orang (Kethoprak) yang mereka namakan "NGURI BUDOYO" dalam bahasa indonesia menjadi "Melestarikan Budaya" juga dulu beliau pernah mendirikan paguyuban kesenian Jathilan (Kuda Lumping) yang kini sudah tidak pernah di pentaskan karena tidak ada generasi baru yang mau melanjutkannya, konon katanya semua properti yang di gunakan dalam jathilan ini di isi mahluk gaib yang bisa memicu kesurupan , maka dari itu tidak ada yang berani meneruskan. sudah tidak di ragukan lagi rasa nasionalisme yang di wujudkan dalam tindakan nyata tidak cuma cuap cuap menuntut perubahan tapi pribadinya tidak melakukan perubahan.Terlebih lagi bahwa saat keluargaku (bapak - ibu ku menjadi Kristen Beliau tidak mempermasalahkan nya , mengingat beliau adalah termasuk sesepuh di kampung ini dan termasuk muslim yang taat. Sungguh sekali lagi Nasionalisme terwujud, pancasila memang mengajarkan untuk saling menghargai perbedaan (Bhineka Tunggal Ika).
            Lalu ibu ku semangat nasionalisme nya terwujud bahwa pada masa sma nya beliau ikut menjadi pasukan pengibar bendera di kecamatan saya memang tidak sehebat ayahnya tapi saya yakin dia punya semangat nasionalisme juga terbukti dari semangatnya dan antusias nya ketika obrolan ku dengan nya membicarakan Nasionalisme.

      Itulah kisah Nasionalisme dari keluarga ibuku, Nah sekarang saya akan menceritakan Kisah nasionalisme dari sisi lain keluargaku, Berbeda dari kakek dari ibu ku yang mewujudkan Nasionalisme dengan melestarikan kebudayaan.
         
Kakek dari Pihak bapak ku adalah legiun Veteran Republik Indonesia, Beliau sudah wafat tahun 2001 karena sakit jantung. Walaupun begitu banyak kisah heroiknya yang saya dengar dari cerita bapak saya , ada satu kisah yang membuat saya sampai saat ini punya rasa bangga mempunyai kakek-kake yang hebat ini.
Ketika suatu saat beliau ikut berperang di Ambarawa, ketika suasana perang semakin memburuk desing peluru berterbangan kakek saya melihat kawan-kawan seperjuangan nya terkapar tak berdaya, kakek terus berlali mencari tempat aman untuk berlindung dari serbuan peluru, tiba-tiba ada sebuah lubang di tanah mungkin bekas ledakan bom atau memang di buat untuk berlindung, disitu juga ada salah satu kawan nya yg juga berlindung, mengajaknya berlindung disitu, Tapi entah mendapat firasat atau memang takdir Tuhan kakek saya terus berlari mencari tempat aman, belum jauh langkah kaki nya lubang tempat teman nya berlindung tadi meledak karena granat.
         Lalu ketika serangan umum 1 maret di Yogyakarta kakek saya juga ikut berperang dengan semangat yang membara berhasil menghantam musuh.
Jauh sebelum serangan umum itu belanda sempat memasuki kampung tempat kami tinggal, ketika itu bapak saya belum lahir dan kakak pertama ayah saya yang masih kecil tertidur di teras rumah seluruh isi rumah kabur melarikan diri mendengar suara belanda datang, dari jauh beliau melihat anaknya(kakak bapak saya) masih tertidur di todong senapan oleh seorang belanda, tapi entah kenapa dia pergi begitu saja. "Alhamdulilah nduk slamet kowe" katanya dalam hati.
           Banyak kisah lain nya yang tak mungkin di tuliskan semua disini, tapi yang pasti dari semua kisah heroik nya tidak di ragukan lagi semangat Nasionalisme nya Sungguh luar biasa beliau berjuang sekuat tenaga bertaruh seluruh jiwa raga agar Republik ini bisa merdeka, membuat saya selalu terbakar semangat ketika saya mengingat perjuangan beliau dahulu.          Semangat nasionalisme nya itu telah menurun ke anak-anaknya yang di didik agar mempunyai semangat Nasionalisme, termasuk bapak saya.

            Bapak saya juga punya kisah Nasionalisme versinya sendiri. Bapak saya bisa di bilang punggawa (Pentolan) Pemuda desa kami pada masanya banyak prestasi dan kegiatan pemuda desa kami dulu tak lepas dari ide kreatif dan campur tangannya. Bahkan sampai saat tulisan ini saya terbitkan usianya tak lagi muda sudah lebih dari setengah abad tapi masih selalu di ikut sertakan dalam kegiatan kepemudaan dan karang taruna desa kami, yaa walaupun sekarang lebih sering berkarya di balik layar dengan memberikan ide dan saran tapi peran nya masih saja mendominasi diantara pemuda lainnya. Dan selalu ketka perayaan 17 agustusan seperti ini Bapak saya selalu mengingat ayahnya, setiap menjelang detik-detik proklamasi bapak saya nyekar ke kuburan ayahnya dan menyanyikan lagu \Indonesia raya lalu berdoa untuk ayahnya.


      Itulah Kisah dari kakek dan Orang tua saya, sekarang saya akan menceritakan Kisah nasionalisme versi saya sendiri. Meskipun saya Kristen sejak kecil tapi sejak kecil juga saya bergaul dengan teman teman saya yang hampir semua muslim yang taat tapi tak pernah kami mempermasalahkan agama kami. Ketika kami bermain ya bermain selayaknya anak-anak tahun 90an ketika tiba saatnya beribadah kami juga beribadah. 
      Lalu ketika saya SMP Nasionalisme saya semakin terbentuk karna saya berada di kelas D dimana kelas D adalah kelas campuran semua agama yang ada, ketika saya sekolah disitu ada agama Islam, Kristen, Katholik dari jumlah siswa 36 per kelas di kelas saya 18 siswa Islam dan 18 siswa non Islam, masih terbayang jelas dalam ingatan ku ketika kami bercanda bergurau bersama. 
        Terlebih ketika perayaan 17an seperti ini karena berbarengan dengan Ulang tahun SMP  diadakan pentas seni lalu tiap kelas mendapat giliran mengisi acara, ketika tiba giliran kelas saya, selalu menjadi puncak keramaian pensi nya karena rata-rata kami dari gereja dan ada yang muslim juga pintar musik jadilah garapan musik kami sedikit lebih unggul di banding kelas lainnya.
   Ada satu lagu yang selalu kami nyanyikan dan seolah menjadi lagu wajib saat pensi dan membangkitkan Nasionalisme kami lagu nya Cokelat "BENDERA" . Sampai saat ini ketika saya dengar lagu itu di putar saya merasakan nasionalisme saya tergugah kembali, Lebih bangga lagi ketika hanya kelas D yang berhasil Lulus 100 %.

Lalu ketika SMK kembali lagi saya berada di kelas Pancasila Kali ini teman saya ada yang seorang yg beragama Budha tapi perbedaan ini tidak memecah kami justru mempersatukan kami sehingga ketika ada permasalahan datang kami selesaikan bersama.
beginilah lirik lagunya yang membakar semangat saya 
.......................MERAH PUTIH TERUSLAH KAU BERKIBAR DI UJUNG TIANG TERTINGGI DI INDONESIA KU INI.......................



Biar saja ku tak sehebat matahari
Tapi slaluku coba tuk menghangatkanmu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi slalu ku coba tuk melindungimu

Reff :
Biar saja ku tak seharum bunga mawar
Tapi slalu kucoba tuk mengharumkanmu
Biar saja ku tak seelok langit sore
Tapi slalu kucoba tuk mengindahkanmu

Kupertahankan kau demi kehormatan bangsa
Kupertahankan kau demi tumpah darah
Semua pahlawan-pahlawanku

Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini

Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar
Ku akan selalu menjagamu


Ketika sekarang saya bekerja Nasionalisme ini masih ada dan semakin hebat membakar semangat ku

karena sekarang saya bekerja di tempat teman saya yang Muslim Taat, saya Kristen tapi keluarga ini tidak pernah mempermasalahkan agama kami.

       Lalu ketika saya mulai mengenal Stand up comedy saya baru tau bahwa idola saya Pandji Pragiwaksono adalah orang yang menjunjung tinggi Rasa NASIONALISME dia dan menerbitkan buku "NAIONAL . IS . ME". Dan buku ini juga yang membangkitkan rasa NASIONALISME saya.

Lalu Bagaimana dengan adik saya??

     Adik saya juga punya Nasionalisme versinya sendiri , dia sejak smp bergabung dengan paukan pleton inti dan sudah mendapat beberapa gelar juara tingkat smp. ketika smk dia semakin aktif dalam organisasi intra sekolah. Dan Bahkan dalam kegiatan karang taruna juga ikut aktif .

 Demikian sepenggal Kisah Nasional . Is . Me versi saya dan keluarga saya. Saat mengetik tulisan ini saya tak henti-hentinya merasa merinding merasa Nasionalisme saya terbakar lagi karena saya saya sambil mendengarkan lagu Bendera dari Cokelat dan beberapa lagu Nasional lainnya

SEKALI LAGI SAYA UCAPKAN .......................MERAH PUTIH TERUSLAH KAU BERKIBAR DI UJUNG TIANG TERTINGGI DI INDONESIA KU INI.......................

DAN AKHIRNYA.................

... HIDUPLAH INDONESIA RAYA...........




Tidak ada komentar:

Posting Komentar