Senin, Agustus 17, 2015

INI DIA PASUKAN PENGIBAR BENDERA PADA UPACARA 17 AGUSTUS 2015 DI ISTANA NEGARA

       
Dalam setiap upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara selalu ada satu bagian yang menarik perhatian kita,terutama saya adalah pasukan pengibar bendera yang pasti adalah putra-putri terbaik yang sudah melalui proses penyeleksian yang ketat,sejak saat saya smp saya selalu bermimpi untuk menjadi salah satu bagian dalam pasukan itu , tapi ya itu cuma sekedar mimpiuntuk saya, rasanya pasti bangga luar biasa bisa mengemban tugas kenegaraan di usia semuda itu.

Nah kali ini saya akan mengajak kita untuk mengenal siapa saja sih pasukan yang bertugas di Istana Negara tadi pagi ini dia daftar nya:


1. Aceh: Ricky Satria Pratama (SMAN 1 Seunagan, Nagan Raya) dan Nadilla Tasya Aprilia (SMAN 1 Langsa).

2. Sumut: Albertus Agung B Marbun (SMA Unggul Del Toba Samosir) dan Rizky Khairani (SMA Taman Siswa Pematang Siantar).

3. Sumbar: Zainal Aziz (SMAN 1 Payakumbuh) dan Suci Tisara Pajri (SMAN Agam Cendikia).

4. Riau: Daulat Halomoan Simatupang (SMAN 1 Lirik, Indragiri Hulu) dan Suomi Bologni Aprilina Simorangkir (SMA Plus Taruna Andalan, Pelalawan).

5. Kepulauan Riau: Raja Zulfan Fachreza Z. (SMKN 1 Karimun) dan Sherena Meta Rivai (SMA Kartini Batam).

6. Jambi: Rachman Wijaya Kusuma (SMAN 6 Merangin) dan Izzia Aisyah (SMAN 4 Batanghari).

7. Sumsel: Rahmat Kurnia Ahyan (SMA Taruna Tunas Bangsa) dan Siti Rahman Dianisa (SMAN 4 Unggul Lahat).

8. Kepulauan Bangka Belitung: Muhammad Zulfikar AR (SMKN 1 Kelapa Kampit Belitung) dan Suci Pratiwi (SMKN 1 Pandan Belitung).

9. Bengkulu: Madri Sapta Alvansa (SMAN 1 Arga Makmur) dan Dinda Ayu Retno Sari (SMAN 1 Bengkulu).

10. Lampung: Rio Septian Jaya (SMAN 1 Kota Gajah) dan Della Elvira Herlika (SMAN 1 Metro)

11. DKI Jakarta: Langlang Wirabuana (SMAN 20 Jakarta Pusat) dan Hanna Enah Supit (SMAN 82 Jakarta Selatan).

12. Jabar: Rayandhika Renarand (SMAN 10 Bogor) dan Intania Kusuma Wardhani (SMA Plus Astha Hannas).

13. Banten: Muhammad Fadly Yusuf (SMAN 2 Tangerang) dan Maria Felicia Gunawan (SMAK Penabur Gading Serpong).

14. Jateng: Rizman Warno Suhendro (SMKN 2 Klaten) dan Tika Permata Murni (SMAN 15 Semarang).

15. DI Yogya: Krisna Noven Pratama (SMAN 3 Yogyakarta) dan Farahdiba Ayu Kinasih (SMAN 1 Yogyakarta).

16. Jatim: Rangga Sukma Amnesty (SMAN 1 Blitar) dan Rieka Sigita Suharto (SMAK Petra 4 Sidoarjo).

17. Bali: I Nyoman Buda Arimbawa (SMAN Bali Mandara) dan Komang Ayu Trisna Maharani (SMAN 2 Semarapura).

18. NTB: Yusufian Habib Saputro (MAN 1 Mataram) dan Baiq Bonita Anandya F (SMAN 1 Mataram).

19. NTT: Dominikus Doni (SMAN 1 Balauring) dan Serena Cosgrova Francis (SMAN 3 Kupang).

20. Kalbar: Abdul Aziz (SMAN 10 Singkawang) dan Caroline (SMAN 1 Sekadau).

21. Kalteng: Amal Ahsan (MAN Muara Teweh) dan Nova Andini Putri (SMAN 1 Muara Teweh).

22. Kalsel: Agus Budi Setiawan (SMK Penerbangan Banjarbaru) dan Fatmathalia Ranti (SMAN 7 Banjarmasin).

23. Kaltim: Muhammad Syandy Al Amin (SMAN 1 Tanah Grogot) dan Lucya Margaretha Chrismas Manalu (SMAN 3 Samarinda).

24. Kaltara: Dirgantara Maesa Putra (SMAN 2 Tarakan) dan Tuty Chounie Tampubolon (SMAN 1 Malinau).

25. Sulut: Rodrygo S. Kaemor (SMA Katolik Don Bosco) dan Andrea Gracelia Zetanya Kumenaung (SMA Kristen Eben Haezar Manado).

26. Sulbar: Muh. Arya Ramadhan (SMAN1 Mamuju) dan Nadila Isnayni Ibrahim (SMAN 1 Mamuju).

27. Sulteng: Muhammad Razak (SMAN 1 Sindue, Donggala) dan Arizah Fikria (SMAN 1 Palu).

28. Sultra: Muhammad Faisal Sarlan (SMAN 1 Uepai) dan Chintya Arliana Putri (SMAN 1 Kendari).

29. Sulsel: Reza Rezky Pratama (SMAN 2 Watampone) dan Reza Karsini (SMAN 1 Bantaeng).

30. Gorontalo: Alwy Alfiah Antum (SMAN 3 Gorontalo) dan Rani Noerinsan (SMAN 3 Gorontalo).

31. Maluku: Paulus Louis FM. Ngamel (SMA Seminari Ambon) dan Farah Azahra Rahmad (SMAN 11 Ambon).

32. Malut: Agil Sjech Abu Bakar (SMAN 8 Kota Ternate) dan Vitrah Ramadhantie Albugis (SMA Katholik Bintang Laut Ternate).

33. Papua Barat: Roid Kevin Chandra Samori (SMAN 2 Manokwari) dan Ester Al Raunsai (SMAN 1 Manokwari).

34. Papua: Briand Vinsend Power Felle (SMA 1 Sentani) dan Djenny Maria Sidney Rumayomi (SMA YPPK Asisi Sentani)


TIM SADEWA


Dari 68 nama di atas, regu paskibraka itu dibagi menjadi 2 tim, Nakula dan Sadewa.

Maria Felicia Gunawan, siswi dari SMAK Penabur Gading Serpong terpilih sebagai pembawa bendera merah putih.

Anggota Paskibraka yang bertugas pada pagi hari diberi nama Tim Sadewa. Adapun Della Elvira Herlika dari SMAN 1 Metro, Lampung akan didapuk menjadi cadangan Maria.

Tim pengibar bendera adalah Briand Vinsend Power Felle SMA 1 Sentani, Papua; Muhammad Faisal Sarlan SMAN 1 Uepai, Sulawesi Tengah dan Zainal Aziz SMAN 1 Payakumbuh, Sumbar.

Sedangkan Kolonel Maritim Umar Farouq didapuk menjadi Komandan Upacara Penaikan Bendera. Pria kelahiran 13 September 1969 ini sekarang menjabat sebagai Kepala Departemen Marinir (Kadepmar) AAL.

Sementara itu, Komandan Paskibraka Penaikan bendera adalah AKP Arthur Sameaputty. Dia menjabat sebagai Kasiops Sat I Gegana Korbrimob Polri.

TIM NAKULA


     Adapun formasi tim Nakula Paskibraka yang akan menurunkan bendera pusaka adalah sebagai berikut; Rani Noerinsan, siswi SMAN 3 Gorontalo, akan bertugas membawa baki bendera pusaka.

Sementara, Djenny Maria Sidney siswi SMA YPPK Asisi Sentani, Papua, dipercaya sebagai cadangan pembawa baki bendera pusaka.

Anggota paskibraka yang akan menurunkan bendera pusaka adalah Daulat Halomoan Simatupang siswa SMAN 1 Lirik (Riau), Ricky Satria Pratama siswa SMAN 1 Seunagan (Aceh), dan Muhammad Faisal Sarlan siswa SMAN 1 Uepai (Sultra).

Kapten Kav Sahid Winagiri akan bertindak sebagai komandan Paskibraka.

Sedangkan yang bertindak menjadi komandan upacara adalah Asisten Operasi Kepala Staf Kodam 6 Mulawarman, Kolonel Inf Bambang Trisno Hadi. Bambang adalah peraih penghargaan Adhi Makayasa Akademi Militer 1993.

WAKTU LATIHAN






LATIHAN MELIPAT BENDERA



ACARA PENGUKUHAN


EKSEKUSI




Nah itu adalah pasukan pengibar bendera pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 70 di istana Negara. Pasti mereka mempunyai rasa Nasionalisme dan jiwa kebangsaan yang tinggi.


Ini sumbernya : KasKus


CARA PENGHORMATAN BENDERA YANG BENAR


Berkibarlah Bendera ku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa



Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah Slama-lamanya


       Masih dalam suasana kemeriahan perayaan kemerdekaan negara Republik Indonesia yang ke 70 ini saya akan membagikan sebuah tulisan yang kebetulan tidak saya tulis sendiri tapi dari situs favorit saya untuk menghilankan bosan, ya apalagi kalau bukan Kaskus, nha tapi berita ini yang sejak tadi pagi sedang ramai di bicarakan di beberapa medsos kita tentang foto ini :

Mungkin banyak yang bertanya-tanya kenapa pak Jusuf kalla wakil presiden kita tidak melakukan penghormatan bendera Merah Putih,
Ternyata beliau bukan bermaksud tidak menghormati bendera MerahPutih yang sedang di kibarkan lho... tapi memang sudah benar seperti itu , wakil presiden melakukan penghormatan tidak dengan mengangkat tangan tapi berdiri dengan sikap sempurna menghadap bendera (baca:PP No.40 tentang Bendera kebangsaan Republik Indonesia.) Yang seperti ini bunyi nya :

Pada waktu upacara penaikan atau penurunan Bendera Kebangsaan, maka semua orang yang hadir memberi hormat dengan berdiri tegak, berdiam diri, sambil menghadapkan muka kepada bendera sampai upacara selesai. Mereka yang berpakaian seragam dari sesuatu organisasi memberi hormat menurut cara yang telah ditentukan oleh organisasinya itu. Mereka yang tidak berpakaian seragam, memberi hormat dengan meluruskan lengan kebawah dan melekatkan tapak tangan dengan jari-jari rapat pada paha, sedang semua jenis penutup kepala harus dibuka, kecuali kopiah, ikat kepala, sorban dan kudung atau topi-wanita yang dipakai menurut agama atau adat-kebiasaan.
Seperti yang dilakukan pendahulu kita ini :






















Nah sudah tahu kan kenapa Jusuf kalla tidak hormat dengaan mengangkat tangannya.Jadi Sikap JK sudah sesuai dengan PP tentang selengakpnya bisa didownload dihttp://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_40_1958.pdf semoga penjelasan singkat TS bisa menambah pengetahuan kita semua.

Sumber : KasKus dan aktualita

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA 70 JAYA LAH INDONESIAKU...!!!! (NASIONAL .IS . ME)

      Sesuai dengan hari ini hari peringatan kemerdekaan kita, dan  judul yang saya tulis, tulisan kali ini saya akan membahas tentang Nasionalisme original dari saya pribadi.dalam tulisan kali ini saya lebih menceritakan tentang latar belakang kehidupan saya dan keluarga saya. Dan ini adalah tulisan pertama saya yang saya ketik sendiri jadi maaf kalau berantakan.

     Sebenarnya kalau ngomongin Nasionalisme sepertinya semangat atau rasa Nasionalisme ini sudah mendarah-daging dalam kehidupan saya, kalau orang jawa(jogja) bilang wes ngasi ngethel (sudah Mengerak).
     Saya lahir dan di besarkan dalam keluarga yang sangatlah menjunjung tinggi rasa Nasionalisme,

    Saya akan mulai menceritakan dari kakek saya dari pihak ibu saya, beliau adalah seorang tokoh masyarakat yang cukup di hormati di kampungku dan beliau mempunyai rasa Nasionalisme yang tinggi, Kenapa saya katakan seperti itu karena menurut cerita dari ibu saya beliau dulu pernah menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia, dan memang benar karna saya pernah memperhatikan sepeda jengki (onthel) yang sampai saat ini pakai untuk kesana kemari, pada bagian slebor (penutup roda) belakang terdapat cap logo kepolisian Republik Indonesia, tidak mungkin orang sipil mendapat kan sepeda dengan logo tersebut. Selain itu beliau memasang photo legendaris
(foto Bung Karno ) dengan ukuran yang cukup besar diatas pintu masuk rumah nya. Pernah ku perhatikan di perut samping kanan ada 2 bekas luka menggaris  sepanjang sekitar 10 cm dan bahu tangan kiri nya sudah patah pada persendian-nya, ketika saya tanya apa yang terjadi dengannya sehingga mendapat luka seperti itu, beliau hanya menjawab "tilas perang lawan londo mbiyen" (bekas perang melawan Belanda jaman dulu) WOW...!! ini membuat saya sangat kagum dengan kakek saya ini. Bahkan sampai sekarang kakek saya ini masih saya kagumi . Lalu rasa Nasionalisme itu di wujudkan nya dengan keaktifan nya dalam kegiatan gotong royong di kampung kami. Beliau juga tergabung dalam Paguyuan Karawitan dan Wayang Orang (Kethoprak) yang mereka namakan "NGURI BUDOYO" dalam bahasa indonesia menjadi "Melestarikan Budaya" juga dulu beliau pernah mendirikan paguyuban kesenian Jathilan (Kuda Lumping) yang kini sudah tidak pernah di pentaskan karena tidak ada generasi baru yang mau melanjutkannya, konon katanya semua properti yang di gunakan dalam jathilan ini di isi mahluk gaib yang bisa memicu kesurupan , maka dari itu tidak ada yang berani meneruskan. sudah tidak di ragukan lagi rasa nasionalisme yang di wujudkan dalam tindakan nyata tidak cuma cuap cuap menuntut perubahan tapi pribadinya tidak melakukan perubahan.Terlebih lagi bahwa saat keluargaku (bapak - ibu ku menjadi Kristen Beliau tidak mempermasalahkan nya , mengingat beliau adalah termasuk sesepuh di kampung ini dan termasuk muslim yang taat. Sungguh sekali lagi Nasionalisme terwujud, pancasila memang mengajarkan untuk saling menghargai perbedaan (Bhineka Tunggal Ika).
            Lalu ibu ku semangat nasionalisme nya terwujud bahwa pada masa sma nya beliau ikut menjadi pasukan pengibar bendera di kecamatan saya memang tidak sehebat ayahnya tapi saya yakin dia punya semangat nasionalisme juga terbukti dari semangatnya dan antusias nya ketika obrolan ku dengan nya membicarakan Nasionalisme.

      Itulah kisah Nasionalisme dari keluarga ibuku, Nah sekarang saya akan menceritakan Kisah nasionalisme dari sisi lain keluargaku, Berbeda dari kakek dari ibu ku yang mewujudkan Nasionalisme dengan melestarikan kebudayaan.
         
Kakek dari Pihak bapak ku adalah legiun Veteran Republik Indonesia, Beliau sudah wafat tahun 2001 karena sakit jantung. Walaupun begitu banyak kisah heroiknya yang saya dengar dari cerita bapak saya , ada satu kisah yang membuat saya sampai saat ini punya rasa bangga mempunyai kakek-kake yang hebat ini.
Ketika suatu saat beliau ikut berperang di Ambarawa, ketika suasana perang semakin memburuk desing peluru berterbangan kakek saya melihat kawan-kawan seperjuangan nya terkapar tak berdaya, kakek terus berlali mencari tempat aman untuk berlindung dari serbuan peluru, tiba-tiba ada sebuah lubang di tanah mungkin bekas ledakan bom atau memang di buat untuk berlindung, disitu juga ada salah satu kawan nya yg juga berlindung, mengajaknya berlindung disitu, Tapi entah mendapat firasat atau memang takdir Tuhan kakek saya terus berlari mencari tempat aman, belum jauh langkah kaki nya lubang tempat teman nya berlindung tadi meledak karena granat.
         Lalu ketika serangan umum 1 maret di Yogyakarta kakek saya juga ikut berperang dengan semangat yang membara berhasil menghantam musuh.
Jauh sebelum serangan umum itu belanda sempat memasuki kampung tempat kami tinggal, ketika itu bapak saya belum lahir dan kakak pertama ayah saya yang masih kecil tertidur di teras rumah seluruh isi rumah kabur melarikan diri mendengar suara belanda datang, dari jauh beliau melihat anaknya(kakak bapak saya) masih tertidur di todong senapan oleh seorang belanda, tapi entah kenapa dia pergi begitu saja. "Alhamdulilah nduk slamet kowe" katanya dalam hati.
           Banyak kisah lain nya yang tak mungkin di tuliskan semua disini, tapi yang pasti dari semua kisah heroik nya tidak di ragukan lagi semangat Nasionalisme nya Sungguh luar biasa beliau berjuang sekuat tenaga bertaruh seluruh jiwa raga agar Republik ini bisa merdeka, membuat saya selalu terbakar semangat ketika saya mengingat perjuangan beliau dahulu.          Semangat nasionalisme nya itu telah menurun ke anak-anaknya yang di didik agar mempunyai semangat Nasionalisme, termasuk bapak saya.

            Bapak saya juga punya kisah Nasionalisme versinya sendiri. Bapak saya bisa di bilang punggawa (Pentolan) Pemuda desa kami pada masanya banyak prestasi dan kegiatan pemuda desa kami dulu tak lepas dari ide kreatif dan campur tangannya. Bahkan sampai saat tulisan ini saya terbitkan usianya tak lagi muda sudah lebih dari setengah abad tapi masih selalu di ikut sertakan dalam kegiatan kepemudaan dan karang taruna desa kami, yaa walaupun sekarang lebih sering berkarya di balik layar dengan memberikan ide dan saran tapi peran nya masih saja mendominasi diantara pemuda lainnya. Dan selalu ketka perayaan 17 agustusan seperti ini Bapak saya selalu mengingat ayahnya, setiap menjelang detik-detik proklamasi bapak saya nyekar ke kuburan ayahnya dan menyanyikan lagu \Indonesia raya lalu berdoa untuk ayahnya.


      Itulah Kisah dari kakek dan Orang tua saya, sekarang saya akan menceritakan Kisah nasionalisme versi saya sendiri. Meskipun saya Kristen sejak kecil tapi sejak kecil juga saya bergaul dengan teman teman saya yang hampir semua muslim yang taat tapi tak pernah kami mempermasalahkan agama kami. Ketika kami bermain ya bermain selayaknya anak-anak tahun 90an ketika tiba saatnya beribadah kami juga beribadah. 
      Lalu ketika saya SMP Nasionalisme saya semakin terbentuk karna saya berada di kelas D dimana kelas D adalah kelas campuran semua agama yang ada, ketika saya sekolah disitu ada agama Islam, Kristen, Katholik dari jumlah siswa 36 per kelas di kelas saya 18 siswa Islam dan 18 siswa non Islam, masih terbayang jelas dalam ingatan ku ketika kami bercanda bergurau bersama. 
        Terlebih ketika perayaan 17an seperti ini karena berbarengan dengan Ulang tahun SMP  diadakan pentas seni lalu tiap kelas mendapat giliran mengisi acara, ketika tiba giliran kelas saya, selalu menjadi puncak keramaian pensi nya karena rata-rata kami dari gereja dan ada yang muslim juga pintar musik jadilah garapan musik kami sedikit lebih unggul di banding kelas lainnya.
   Ada satu lagu yang selalu kami nyanyikan dan seolah menjadi lagu wajib saat pensi dan membangkitkan Nasionalisme kami lagu nya Cokelat "BENDERA" . Sampai saat ini ketika saya dengar lagu itu di putar saya merasakan nasionalisme saya tergugah kembali, Lebih bangga lagi ketika hanya kelas D yang berhasil Lulus 100 %.

Lalu ketika SMK kembali lagi saya berada di kelas Pancasila Kali ini teman saya ada yang seorang yg beragama Budha tapi perbedaan ini tidak memecah kami justru mempersatukan kami sehingga ketika ada permasalahan datang kami selesaikan bersama.
beginilah lirik lagunya yang membakar semangat saya 
.......................MERAH PUTIH TERUSLAH KAU BERKIBAR DI UJUNG TIANG TERTINGGI DI INDONESIA KU INI.......................



Biar saja ku tak sehebat matahari
Tapi slaluku coba tuk menghangatkanmu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi slalu ku coba tuk melindungimu

Reff :
Biar saja ku tak seharum bunga mawar
Tapi slalu kucoba tuk mengharumkanmu
Biar saja ku tak seelok langit sore
Tapi slalu kucoba tuk mengindahkanmu

Kupertahankan kau demi kehormatan bangsa
Kupertahankan kau demi tumpah darah
Semua pahlawan-pahlawanku

Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini

Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar
Ku akan selalu menjagamu


Ketika sekarang saya bekerja Nasionalisme ini masih ada dan semakin hebat membakar semangat ku

karena sekarang saya bekerja di tempat teman saya yang Muslim Taat, saya Kristen tapi keluarga ini tidak pernah mempermasalahkan agama kami.

       Lalu ketika saya mulai mengenal Stand up comedy saya baru tau bahwa idola saya Pandji Pragiwaksono adalah orang yang menjunjung tinggi Rasa NASIONALISME dia dan menerbitkan buku "NAIONAL . IS . ME". Dan buku ini juga yang membangkitkan rasa NASIONALISME saya.

Lalu Bagaimana dengan adik saya??

     Adik saya juga punya Nasionalisme versinya sendiri , dia sejak smp bergabung dengan paukan pleton inti dan sudah mendapat beberapa gelar juara tingkat smp. ketika smk dia semakin aktif dalam organisasi intra sekolah. Dan Bahkan dalam kegiatan karang taruna juga ikut aktif .

 Demikian sepenggal Kisah Nasional . Is . Me versi saya dan keluarga saya. Saat mengetik tulisan ini saya tak henti-hentinya merasa merinding merasa Nasionalisme saya terbakar lagi karena saya saya sambil mendengarkan lagu Bendera dari Cokelat dan beberapa lagu Nasional lainnya

SEKALI LAGI SAYA UCAPKAN .......................MERAH PUTIH TERUSLAH KAU BERKIBAR DI UJUNG TIANG TERTINGGI DI INDONESIA KU INI.......................

DAN AKHIRNYA.................

... HIDUPLAH INDONESIA RAYA...........




Sabtu, Agustus 15, 2015

IBU KOTA YANG TERLUPAKAN

              Berhubung tanggal 17 agustus ini kita aikan memperingati Hari ulang tahun Kemerdekaan negara kita. Kali ini saya akan bagikan informasi yang cukup mena,mbah wawasan kita tentang sejarah negara kita tercinta Republik Indonesia, maaf tulisan kali ini masih sama seperti tulisan tulisan sebelumnya yang saya kutip dari web lain (dalam hal ini saya lebih sering mengambil dari kaskus.co.id), bukan bermaksud plagiat atau ap cuma sekedar sharing info yang mungkin belum anda ketahui

Geografi singkat :
Kecamatan Gunung Omeh Terdiri dari 3 Nagari
1. Nagari Koto Tinggi (Tempat Monumen PDRI)
2. Nagari Pandam Gadang (Tempat Penembakan Para Pejuang PDRI)
3. Nagari Talang Anau
Sejarah 
          Koto Tinggi, Kecamatan gunung omeh, kabupaten lima puluh kota, sekitar 80 km dari Bukittinggi, pernah menjadi ibukota Republik Indonesia. Pada 1948-1949, Soekarno-Hatta ditawan Belanda di Yogyakarta. Mereka menyerahkan kepemimpinan kepada Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan di sini.

          Jadi Sumatra Barat, tepatnya kenegarian Koto Tinggi (Kab.50 Kota), adalah ibukota RI ketiga setelah Jakarta dan Yogyakarta. Setelah beberapa pemimpin Nasional membentuk Kabinet PDRI di Halaban, Mr.Sjafruddin Prawiranegara yang menjadi Presiden Darurat (istilahnya Ketua PDRI) pada waktu itu, menetapkan Koto Tinggi strategis sebagai Ibukota.

Untuk Mengenang Perjuangan
              Untuk mengenang perjuangan para pahlawan di koto tinggi, maka pemerintah membuat monumen nasional sebagai salah satu bukti sejarah.
         Upacara Peringatan Hari Bela Negara tahun 2012 sekaligus peletakan batu pertama pembangunan Monumen Nasional Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (Monas PDRI) dilaksanakan Rabu (19/12) di Jorong Aia Angek Nagari Koto Tinggi Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota.
                Inspektur upacara dipimpin langsung oleh Menteri Pertahanan RI yang diwakili oleh Kepala Badan Diklat Kementrian, Mayjen Suwarno. Juga tampak hadir dalam rombongan Menteri Pertahanan antara lain Drs.A.Tanribalilamo, SH (Dirjen Kesbangpol), Dr. Suhatmansyah (Staf Ahli Bidang Hukum dan Polhukam), Laksaman Pertama Ken Chaidiman (Dir. Bela Negara Kemhan), Sri Handoko Taruna, Msi (Kasubdit. Implementasi Kebijakan), Taufik (Staf Ahli) dan Kolonel Sidarta.


Konsep Pembangunan Monumen Nasional


Engkau Di Lupakan
1. Akses Jalan Yang Buruk
             LIMAPULUH KOTA, HALUAN- Masyarakat Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, mendesak Pemerintah Pro­pinsi Sumatera Barat, supaya menyegerakan perbaikan dan pelebaran ruas jalan Suliki-Koto Tinggi.

Pada ruas itu, jalan terasa terlalu sempit, karena saat ini dinilai jalan tersebut, sudah jauh dari layak sebagai jalan propinsi.

Pasalnya, selain badan jalan yang sempit itu, rata rata hanya selebar 3 meter, sangat banyak tikungan, rawan terjadi kecelakaan lalulintas. Disisi lain bahu jalan cendrung tidak ter­pelihara, ditumbuhi semak, sebagian dibiarkan lebih tinggi dari badan jalan, sehingga tak dapat diman­faatkan mobil yang berpa­pasan di jalan tersebut.

Di beberapa titik jalan rawan ditimpa longsor dan dibeberapa titik pula badan jalan rawan longsor masuk sungai, akibat sebagian badan jalan berbatasan langsung dengan bibir sungai maupun jurang. Tak hanya itu, drainase yang memadai tidak tersedia, jalan lebih banyak tanpa drainase. Sedangkan kenda­raan mobil, truk, bus mini, angpedes, sepeda motor semakin banyak melewati jalan tersebut.

2. Data Sekolah
            Data Sekolah di kecamatan gunung omeh hanya sampai pada SMA, tidak ada perguruan tinggi, sehingga jika telah tamat SMA dan ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya harus keluar daerah.

TK = 15 gedung
SD/MI = 23 gedung
SMP = 2 gedung
SMA = 1 Gedung (Kelas Jauh SMA 1 Suliki)

3. Kesulitan Sinyal
           Di kecamatan gunung omeh, hanya mempunyai 2 tower pemancar sinyal, 1 di nagari koto tinggi dan 1 di nagari talang anau. dan tower pemancar sinyal ini tidak cukup mampu menyangkup seluruh kecamatan gunung omeh, masih terdapat beberpa daerah yang kesulitan mendapatkan sinyal di antaranya, pelangkitangan, AIa angek dan luak begak.

Potensi yang belum sepenuhnya di gali
1. Jeruk Siam Gunung Omeh
  Menurut Yan Efli salah seorang petani Jesigo, jeruk disini mmemiliki keunikan dan kualitas yang bagus sehingga pemasarannya juga tidak terkendala. Bahkan, jumlah produksi Jesigo belum mampu memenuhi permintaan pasar.

2. Talempong Batu
     Talempong batu adalah serangkaian batu kuno yang ber­bentuk menyerupai talempong raksasa yang terdapat di daerah Talang Anau, Minangkabau.

3. Ikan Larangan
       Ikan Larangan terdapat di nagari pandam gadang kecamatan gunung omeh, ikan-ikan ini memiliki keanehan, dari ceritanya bila salah satu ikan ditangkap, sesudah dibelah isi perutnya akan berubah menjadi ulat ulat kecil maka dari itu disebutlah kawasan ini sebagai perairan ikan larangan dengan artian “dilarang mengambil/menangkap”

4. Tambang Emas
      LIMAPULUH KOTA, HALUAN- Harapan masyarakat Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, untuk me­ngelola kawasan Manggani sebagai tambang rakyat, utamanya tambang jenis bijih mangan, hanya sekedar mimpi alias tidak akan kesampaian.

Masalahnya, kawasan terse­but berada pada hutan suaka alam yang tidak boleh dilaku­kan penambangan. Walau potensinya melimpah dan pasar masih luas dan menjanjikan, namun penge­lolaan tambang mangan tersebut hanya bisa diimpikan masyarakat.

ini  sumbernya