Di masa pandemi ini semua kebiasaan yang selalu kita lakukan kontan terhenti tanpa bisa kita protes keadaannya. Begitupun juga denganku, aku yang terbiasa bangun pagi dengan alarm terbaik di dunia, yaa.. teriakan ibuku sendiri yang selalu melengking tinggi setinggi suara samy simorangkir ketika menyanyikan lagu-lagu kerispatih yang menyayat hati, suara ibuku juga, menyayat telinga sih tepatnya. kadang- kadang juga suaranya lirih saja tapi kata yang keluar mengiris hati.
"Gung.....!! tangi le, wes awan arep nyambut gawe pora?"
seperti itulah kebiasaaan ibuk membangunkanku,namun karena mata ini masih saja lengket tak mau saling melepaskan akibat begadang nonton final liga champion yang sangat seru dan memuaskan karena tim jagoanku meraih gelar juara, ditambah aku juga menang taruhan dengan maikel teman sekantorku yang juga kawan ku sejak di sekolah dasar, dengan nada paling malas hanya ku jawab singkat
"heem" lalu terlelap lagi dan adegan ini akan terus berulang sampai akhirnya ibuk ku diam membiarkanku tidur,
Hingga mataku terpuaskan dalam lelapnya lalu menyadari hari sudah semakin terik lalu giliran aku yang tak berhenti mengeluh.
"kenapa aku ga di bangunin sih buk...!"keluhhku sambil bergegas menuju kamar mandi, tangan kananku berusaha merebut sebuah gorengan dari piring yang sedang di bawa ibuk., dengan sigap pula ibuk menampik tanganku dan berkata
"Mandi dulu sana, bocah ra genah aturan" Ibuk hanya diam dan mengernyitkan dahi nya memandangku dengan tatapan matanya yang siap menerkam seperti alap-alap di udara.
Namun kini semua itu hilang, tak pernah lagi ku dengar teriakan nya membangunkanku untuk bekerja. tak pernah lagi ada kisah seseru itu kualami sepanjang tahun ini. Pagi ini aku terbangun dengan alarm dari ponsel pintarku aku duduk diatas kasur lipat usangku melayangkan pikiranku lalu aku tersadar bahwa meskipun namanya ponsel pintar tetap saja tak sepintar ibuk dalam membangunkanku dengan teriakan lantangnya yang bisa saja mengagetkan beberapa rumah tetagga di sekitar rumah kami.
aku merindukan keseruan yang kami selalu lalui setiap pagi hari, aku kangen dengan teriakan teriakan itu aku kangen dengan keributan yang terjadi ketika ak dan bapak berebut masuk toilet duluan karena kami punya kebiasaaan yang sama ketika bangun pagi yaitu "buang air besar".
"|Tidak tidak tidak ... ini tidak normal... tidak normal ketika seoorang pria 35 tahun dan sudah menikah masih saja pingin di manja oleh ibunya " protesku dalam hati kepada pikiranku sendiri..
"aku sudah menikah, aku punya istri dan sebentar lagi punya anak, aku harus dewasa, aku harus bisa jadi kepala keluarga yang baik dan suami yang baik untuk istriku "kataku memotivasi diri di depan cermin di dekat kasur ku.
Tiba-tiba terdengar suara lembut seorang wanita memanggilku dari kamar mandi seketika lamunanku buyar mendengar suaranya yang selembut kapas hehehe seperti suara bunga citra lestari menyanyikan "sunny" nya
"Sayang, kamu sudah bangunnya? sarapan kamu udah aku siapin di meja makan ya sayang, selamat makan suamiku tersayang"
Dia adalah wanita yang telah merenggut keseruan ritual pagiku dengan ibu dan bapakku , ya itu intan istriku yang cantik baik dan bersahaja pantas sekali orang tuanya memberinya nama Intan atau dalam kata lain berlian yang sangat indah, aku pun bersyukur sekali menikahinya, bayaran yang setimpal ketika ak harus meninggalkan keseruan dengan ibuk dan bapak setiap pagi.
Dengan langkah malas aku mulai melangkahkan kaki ku menuju meja makan. aku buka tudung saji nya, "hmm" ternyata intan membuatkanku makanan kebanggannya roti sandwich isi telur setengah matang dan 2 lembar keju diatasnya dan sehelai letuce favoritku.
"waaah sandwich cinta nih sayang" kataku setengah teriak dari meja makan "kog cuma sepotong yang? kamu gimana?" kattaku lagi kepadanya dengan sedikit heran karena biasanya intan selalu menyiapkan sarapan untuk kami berdua santap bersama-sama.
Istriku tidak menjawab , ku ulang lagi pertanyaanku , dia masih tidak menjawab hanya terdengar suara guyuran air sedikit lebih cepat dari kebiasaannya , seolah diburu sesuatu.. ku tanyakan lagi pertanyaan yang sama kali ini dengan nada sedikit naik sewot, masih tidak ada jawaban darinya. aku mulai cemas.
Lalu ku dekati pintu kamar mandinya, aku berjalan sedikit merayap, belum sampai depan pintunya, aku di kagetkan oleh intan yang dengan handuk melilit di tubuhnya, dan rambut keritingnya masih sangat basah, membuka pintu dan melompat kepadaku sambil berteriak setengah tertawa praaaank.... hahahaha ....!!!, spontan aku menangkap tubuh mungilnya dan memeluknya erat.
"Ah ga lucu ah yang" kataku pura pura merajuk kepadanya. Dia masih saja tertawa melihat raut muka ku yang kesal karena dia tidak segera merspon pertanyaanku mengenai sarapan tadi. Intan tahu betul beetapa keselnya aku akan hal itu. Tapi dia juga tahu ku tidak akan bisa marah kepadanya. Sial memang!
Melihat wajah semanis itu di depan ku akhirnya melemahkan pertahanan egoku, yang akhirnya ikut tertawa bersamanya. lalu setelah capek tertawa kutanyankan lagi soal sarapan tadi:
"Intan sayang, istriku yang cantik sedunia, kenapakah engkau menyiapkan sarapan hany satu porsi ?"
Intan menghela nafas berusaha berhenti tertawa lalu berkata "Mas agung suamiku tercintaaah yang baik dan ganteng sedunia, hari ini kan tepat setahun kita menikah, dan semingu yang lalu aku intan istrimu di nyatakan hamil oleh dokter di puskesmas itu, apakah suamiku tidak mau melayani ku? , membuat masakan istimewa menu favorit ku nasi goreng udang pete ala chef agung nugroho yang terkenal ini mislnya?" "Hayoo Jangan bilang kamu sibuk hari ini mas, hari ini hari istimewa kita mari rayakan dong kebersamaan kita.
Dia berhenti berkata-kata lalu duduk di pangkuanku dan memandangku dengan tatapan mata yang lembut dan teduh berbeda dengan tatapan ibuku tentunya.
Aku tak bisa berkata apa-apa, dengan semangat yang tiba-tiba membara aku bangkit dari dudukku di bangku depan kamar mandi, tempat dari tadi kami bergurau.
"oke kalau gitu siapa takut, mas terima tantanganmu, intan selesaiin dulu mandinya, mas masakin masakan istimewa yang kamu minta, selesai mandi kamu dandan yang cantik, pakai lagi gaun putih yang kamu pakaidi pemberkatan nikah kita dulu ya, kita habiskan weekend ini berduaan saja di rumah." kataku kepadanya.
Dia tersenyum tanda setuju lalu .......
SEKIAN
Ini adalah orisinil cerpen pertamaku yang kutulis sendiri tanpa editing.
Penulis : Somethingignored
Tema : Kehidupan, Gaya Hidup.
Hikmah : Setiap tahapann dalam hidup mempunyai keistimewaan nya sendiri-sendiri so, syukuri setiap fase / tahapan yang kita lewati.